Fireworks
Ilustrasi |
Sebenarnya apa yang spesial dari kembang api? Mereka dibuat
dengan susah payah. Dengan perhitungan kimia yang yang rumit serta meminta
ketepatan, disulut dengan api. Melawan hukum fisika dengan menentang gravitasi dan
kemudian hilang ditelan gelapnya malam. Seperti itukah kembang api?. Tapi
ternyata ada satu hal yang belum aku pahami. Salah satu aspek yang akan merubah
caraku memandang hidup.
22-01-2013
Hari selasa. Kalau aku lebih suka hari senin daripada selasa. Why? Karena di hari senin ada
pembelajaran bahasa inggris dan bahasa Indonesia. disini aku bisa melepaskan
kepenatan setelah seminggu dihajar oleh mapel IPA. Well bukan berarti aku membenci IPA, tapi aku berpegang teguh pada
pepatah jawa yang berkata Witing trisno
jalaran soko kulino. Aku harus bisa mencintai IPA. Caranya? Simpel. Aku harus tidur dengan IPA,
Makan dengan IPA, mandi dengan IPA dan lain-lain. Sampai sekarang aku masih
berusaha PDKT dengan IPA.
PDKT dengan IPA itu susah-susah gampang. Tapi dia sangat
tidak suka di-nomordua-kan. Baik secara tersirat maupun tersurat. Ditinggal
sebentar saja dia pasti ngambek. Menjeratku dengan segala dinamikanya. Entah
dia memaksaku untuk menelan pil-pil eksponen mematika atau dia akan mengirim 3
bersaudara Sin Cos Tan untuk menagih janji setiaku.
08.00 AM
Pagi ini aku langsung sarapan bersama fisika. Perlu kamu
ketahui guruku disini bila dianalogikan dengan mobil. Beliau adalah Ferrari.
Bukan seperti Ferrari listriknya pak Dahlan. Beliau secara genuine berasal dari pabrik aslinya. Dilengkapi dengan mesin V8nya
mampu menembus 2 bab dalam 3 jam pelajaran (3 x 40 =120 menit/ 2jam). Disini
aku dituntut untuk bisa menyamai mengejar. Bayangkan mobil Carry beradu
kecepatan dengan Ferrari.
Rumus-rumus fisika sebenarnya menarik. Mengetahui bagaimana
dunia ini bekerja. Walaupun orang-orang meremehkan fisika. Mereka bilang kalau
fisikawan itu orang kurang kerjaan. Apel jatuh saja dihitung, tapi tanpa fisika
takkan ada transportasi. Takkan ada telekomunikasi. Ironis memang. Disisi lain
fisika begitu mempengaruhi kehidupanku. Tapi disisi lain fisika berusaha untuk
membunuhku dengan pisau ditangannya.
This is suck morning
10.20 AM
Akhir dari istirahat pertama.waktunya Mati-Mati-Ka. Sebenarnya aku tak begitu
membenci mapel ini. Pak Urip adalah guru yang humoris. Joke-joke yang
dikeluarkan ketika KBM berlangsung mampu menghilangkan kepenatan. Tapi ternyata
jam matematika diisi dengan mata pelajaran favorit para pelajar. Jam kosong.
Let’s start the torture
Perlahan namun pasti…
ya teruskan sa…
Bisikan itu terasa
magis ditelinga kanan. Setelah berusaha keras berusaha untuk menawarkan solusi
yang tepat serta efektif kepada soal-soal dibuku tebal ini. Tapi ternyata
soal-soal ini tidak begitu baik hati kepadaku. Mereka memaksaku untuk memilih
satu diantara lima jawaban yang mereka berikan. Dengan segala argumentasiku
untuk mencoba memilih satu diantara lima. Pasti soal akan berusaha untuk
meruntuhkan keteguhanku.
20 minutes later…
Setelah berhasil merampungkan 14 persoalan. Masih 36
persoalan lagi menunggu. Bila aku ini petugas pembagi BLT(Bantuan Langsung
Tunai). Pasti sudah dicerca oleh masyarakat karena pelayanan payahku. Ya aku
memang payah. Ketika teman-temanku sudah habis 40an soal. Disini aku masih
terseok-seok mencoba satu demi satu solusi yang ditawarkan.
40 minutes later…
Setelah mencari-cari jawaban yang rasional dari akar-akar
tak beraturan. Mencoba membuatkan solusi yang terkesan rigid dan tak bisa ditawar
lagi. Itulah matematika, solusi pasti rigid dan tak bisa ditawar-tawar.
Terkesan seperti tuhan yang menetapkan takdir. Tak bisa ditawar. Apalagi
dicurangi. Matematikaaa I hatee love youuuu.
Acap kali berhadapan dengan pelajaran IPA, entah kenapa
lidahku kelu, tanganku layu. Seakan menolak dengan segala cara. Memang aku ini
anak salah pengertian. Yaitu pengertian
paling simpel. Menurut pada orangtua tidak berarti kamu harus mengorbankan masa
depanmu. Tapi ternyata aku ini termasuk golongan anak penurut. Demi orangtua
aku mampu berkorban. Mencoba memasuki ranah yang sama sekali asing.
Hahaha
memang sebuah dilema. Antara menjadi anak berbakti atau menjadi semut diantara
raja.
Jam yang sudah bersusah payah mengerakkan jarum dengan
segala penghayatan akhirnya berdiri tegak. Menunjuk langit dengan gagah. Yap
saat paling ditunggu oleh pelajar. Istirahat. Tapi apakah fenomena lazim bagi
pelajar ini berlaku dikelasku? Tidak. Mereka tetap saja asyik bercanda dengan
matematika,mereka mungkin hanya istirahat untuk menunaikan ibadah sholat.
Kalau dilihat secara sekilas kelas ini memang kelas biasa.
Papan tulis biasa,meja biasa,kursi biasa. Tapi yang membedakan disini ialah
penghuninya. Mereka saling berusaha untuk menjadi yang terbaik. Well tidak ada yang salah dengan menjadi
terbaik. Tapi bila seleksi alam berlaku survival
of the fittest. Tentu yang terlemah
akan dikorbankan. Siapa yang terlemah? Aku.
Aku berusaha memahami dunia ini dari kacamata seekor semut.
Tersingkir oleh binatang-binatang lain yang mendapat”anugerah” lebih dari aku.
Ada teman yang berkata, kau bisa mengalahkan bakat dengan kerja keras. Tapi
lihat, betapapun semut berusaha keras membangung sarang. Air hujan dengan
cepatnya merusaknya. Aku tak punya harapan lagi.
Seperti inikah rasanya putus asa?. Aku tidak terlalu
menonjolkan sifat putus asaku. Karena aku tidak mau dianggap cengeng atau orang
yang pesimis. Berusaha untuk menjadi seekor singa. Tapi tetap saja acap kali
berusaha untuk mendekati IPA. Dia akan dengan sangat sungguh-sungguh untuk
menguji keteguhanku.
04.00 PM
Saatnya pulang. Atmosfer kelas tidak terasa berat seperti
tadi siang. Aneh, baru berapa jam tadi kelas ini terasa berat tapi hanya dengan
suara bel kelas ini terasa ringan. Apakah teman-teman setelah ini akan
istirahat?. Tidak mereka masih mempunyai jadwal les dan seabrek kegiatan belajar
lain. Aku? Berusaha untuk memahami hidup yang terlampau cepat.
Untuk berusaha memahami hidup. Yang dapat kulakukan hanyalah
berjalan-jalan tak tentu arah dengan kamera ditangan. Berusaha untuk menangkap
esensi dari kehidupan yang terasa begitu cepat meninggalkan diriku. Berusaha
untuk mengabadikan momen-momen kehidupan yang selalu berjalan kedepan dan tak
pernah menengok ke belakang.
“iya ma bentar lagi pulang
kok iya
pasti hati-hati. Daa..”
Aku menutup telepon dari mama, seperti biasa acara ngomelnya yang sudah patut masuk acara ceramah di televisi kembali mengudara di HPku. Walaupun terpisah jarak yang
jauh beliau masih seperti biasa.
Selalu memperhatikan anak
laki-lakinya yang bepergian entah kemana. Aku maklum saja sudah jam 6 lebih tapi
nyatanya aku masih sibuk bergelut dengan urusanku sendiri. Mengelana untuk
mencari arti dari kehidupan.
06.30 PM
Setelah selesai menunaikan ibadah sholat magrib. Kepala
terasa ringan. Aku melanjutkan perjalanan pulang ke rumah, sesampai disebuah
perempatan. Ternyata ada keramaian. setelah menepi sebentar ternyata ada acara
peresmian sebuah toko baru. Mewah sekali, undangannya puluhan memadati sisi
jalan.
Tanpa terduga langit telah bermandikan cahaya, rona merah
pecahan cahaya dari matahari telah tercampur dengan warna indah dari kembang
api. Oh ada pesta kembang api, luar biasa, seakan-akan langit telah menunjukan
keindahan yang sejati. Berusaha untuk menunjukan jati diri yang sebenarnya. Aku
termenung.
Do you know that there
is still a change for you, cuz there is a spark of youth. You just got to
ignite the light. And let it shine, just own the night like fourth july.
Lagu katy pery yang berjudul fireworks mengalun di
perempatan itu. Semua hadirin bertepuk tangan. Memberikan penghargaan yang
terbesar. Penyelengara acara tampak puas melihat hadirin. Aku termenung
sejenak. Mencoba mencerna apa yang aku lihat.
Kembang api dibuat berdasarkan kombinasi bahan kimia yang
rumit, diperhatikan setiap detilnya. Tentu untuk menjadi sebuah kembang api
yang mampu mewarnai langit tidak mudah. Banyak sekali percobaan yang harus
dilalui, harus melalui kerja keras yang konsisten. Tapi akan ada saatnya dimana
kembang api akan mampu membuat orang terkagum-kagum dengan warna-warni yang dia
suguhkan. Walaupun hanya dipakai sekali, tapi dia mampu memberikan terbaik.
Aku harus bisa menjadi seperti kembang api. Dengan
ketepatan, kecermatan, kerja keras, konsistensi aku pasti mampu untuk
menampilkan yang terbaik. Tak peduli apa konsekwensi yang akan menghadang. Walaupun
aku akan hilang ditelan gelapnya malam. Tapi sebelum itu aku akan meledakkan
diri, menunjukan bahwa di dunia ini ada seorang Laksa yang dulu pernah berusaha
untuk memukau hadirin. Dan berhasil.
Cuz baby you’re
firework come on show what you got make them go aaah aahh as you shoot across
the sky
Aku harus menjadi kembang api.
0 comments: