Ini Ceritaku!

Sunday, July 6, 2014

0 comments

Kacamata Kusam Sang Rantau

Sudah satu bulan lebih, aku melewati ribuan pohon besi, melewati ribuan memoar yang teronggok lesu di pinggir jalan. Lihatlah betapa mereka mengebu-gebu memasang jendela baru yang lebih bersih, lebih bagus daripada pendahulunya. Padahal mereka sudah berdiam diri, mematung menyaksikan semua canda dan tawa sang pemilik rumah. Perkataan orang memang benar, sang kacang telah lupa akan kulitnya. Tapi salahkah sang kacang? Dunia ini memang berat, berat lagi ketika kau sudah terlupakan oleh sejarah dan hanya teronggok lesu menjadi tontonan tikus di pojok gudang.

Di kampusku ada pohon besar yang kuat. Akar-akarnya menancap kuat ditanah. Sampai-sampai perlu dibuatkan tempat khusus untuk sang pohon agar tidak merusak gedung mewah disebelahnya. Kata seniorku. Pohon itu adalah manifestasi dari segala yang pernah kampus ini lakukan. Dia memang tidak bergerak, tapi dia diam menunggu dan melihat. Dia tidak pernah mengeluh tentang bagaimana dia mulai terlupakan oleh mereka yang menyebut dirinya mahasiswa. Dia tidak pernah mengeluh ketika manusia disekitarnya mulai mengenakan pakaian setengah jadi. Pohon itu adalah saksi bisu kedurhakaan kacang akan kulit. Tapi dia diam. mencatat semua dalam perkamen murahan yang tergantung di langit-langit.

Kacamataku yang dulunya melihat cahaya-cahaya terang benderang kini sudah tercemar. Sekarang dia hanya saksi bisu ketika malam membuat nafsu berkobar menghanguskan kasih sayang. Kaca ini sama dengan pohon itu. hanya bisa meringkuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi. Ketika dulu dia melihat ratusan cahaya yang bersinar dari dalam diri manusia. Sekarang dia hanya melihat gumpalan hitam yang terus mengelembung. Gelembung hitam ini terus membesar melahap semua cahaya disampingnya.

Kacamata kusam bukahlah sesuatu yang tak bisa diperbaiki. Kata orang banyak jalan ke Roma banyak pula jalan di Pontianak.

Berubahlah… 

Walaupun sesuatu akan segera menghuni pojok tergelap di jalanan.

Itulah Kacamata kusam sang rantau.


0 comments:

Ini Opiniku, Ini ruangku, Ini adalah aku
Tak Masalah tentang apa yang aku tulis disini, karena semua ini hanyalah opini belaka.